Kim Aryaguna - Program padat karya menjadi salah satu program prioritas nasional tahun 2021 ini. Program tersebut sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo yang telah menginstruksikan kabinetnya untuk mendukung percepatan pengentasan kemiskinan bagi masyarakat yang terdampak wabah Covid-19. Program padat karya di desa Karangrejo dilakukan serentak dengan desa lain mulai hari Senin (07/11) sampai dengan hari Sabtu (12/11).
Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin. Menggunanakan tenaga manusia dalam jumlah besar. Adapun tujuan dari Program Padat Karya yaitu untuk mengurangi pengangguran dan masyarakat miskin, memupuk rasa kebersamaan, gotong royong, dan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat.
Optimalisasi kegiatan yang menggunakan metode padat karya di desa Karangrejo yaitu pemeliharaan drainase. Di desa Karangrejo drainase atau saluran air ini sering disalahgunakan oleh warga untuk tempat membuang sampah. Ketika musim penghujan seperti sekarang ini, drainase sudah dangkal karena tertumpuk sampah-sampah. Air tidak dapat mengalir sebagaimana mestinya dikarenakan tersumbat sampah dan air pun meluber ke jalan dan rumah2 warga. Pada kesempatan kali ini peserta padat karya fokus untuk revitalisasi drainase tersebut sehingga drainase bisa berfungsi dengan sebaik-baiknya.
Program padat karya sangat banyak manfaatnya, sejak mengikuti program padat karya ini, Kholiq mengaku terbantu lantaran upah yang ia terima sudah bisa dipastikan. Besar harapan Kholiq program padat karya ini tetap berjalan setiap tahun, mengingat selama ini ia tidak mempunyai pekerjaan tetap.
“Timbang nang omah nganggur mas, gak ono kerjoan, dijak konco-konco melu program iki. Selain iku ono penghasilan pasti mas. (Daripada dirumah menganggur mas, tidak ada pekerjaan, diajak teman-teman ikut program ini. Selain itu ada penghasilan pasti mas),” ungkap Kholiq.
Tak hanya Kholiq yang merasakan manfaat dari program padat karya ini, hal serupa juga rasakan oleh Gianto 46 tahun. Dia juga adalah salah satu pekerja yang mengikuti program padat karya. Sebelumnya, ayah tiga anak ini bekerja berdagang gorden dan bunga. Akan tetapi usaha tersebut sempat vakum karena pandemi yang melanda selama 2 tahun. Ajakan mengikuti program padat karya ini datang dari temannya. Dengan senang hati ia menerima pekerjaan itu demi memenuhi kebutuhan ekomomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar